Selasa, 09 Juli 2013

AYAH :')


rintik hujan turun beriring, samarkan isak airmata yang berlinang 
seolah jatuh tak tersaring, karena luap ribuan kenangan
tiap memoar bagai baru berselang, gundah gulana sampai canda tawa 
kusangka ingatan itu sudah hilang, tapi ia mengakar di relung jiwa


punggung yang tadinya tegak kini terbaring lemah 
mata yang tadi berbinar semangat terlihat sangat lelah
berkali-kali aku dipapah punggung itu sambil berteriak bahagia 
tak terhitung sudah pandangan matamu tanda engkau bangga


masa tua menggerogoti masa mudamu, namun tidak kebijaksanaanmu 
engkau jelaskan bahwa dunia semu, dan akhirat itu barang tentu
sementara nafas engkau hela, dadamu kembang kempis dengan payah 
aku berusaha untuk rela, entah kenapa bisa begitu susah


dalam hidupku, kuakui tidak sepanjang hidup aku mencintaimu 
bahkan mungkin, hidupku habis lebih banyak membencimu
kukira selama ini kau hanya pikirkan dirimu sendiri
saat ini baru aku mengerti kau hanya mengajar berdiri


kuduga selama ini kau orang yang paling tak peduli 
teryata kau bukan lelaki yang pintar lisankan hati
segala mahal yang kau batasi, dan dunia yang tak kau beli 
ternyata sebuah cara ajari, bahwa hidup itu untuk berbagi


mengapa sekarang aku baru mengerti? 
mengapa sekarang baru aku pahami?
bahwa banyak kekuranganmu yang aku saksikan 
namun lebih banyak lagi kelebihan yang tak kau perlihatkan?


bahwa kesalahanmu banyak aku sebutkan 
namun kesalahanku engkau terima dengan senyuman?
bahwa tak peduli seberapa jauh aku melangkah pergi 
pelukan yang sama selalu menanti bila aku kembali?


bahwa setiap suapan nasi dan tegukan air 
berapa payah tulang terbanting dan berapa banyak peluh mengalir?
aku kehilangan ketenanganku, menyempurnakan penyesalanku 
sadari semua salahku, takutkan sisa kesempatanku


bersamamu selamanya adalah sebuah khayalan 
namun perpisahan ini begitu menyakitkan
apakah penyesalan itu karunia atau kutukan 
mengapa ia selalu datang dibelakang kemudian?


Tuhan kumohon, beri aku waktu untuk melantunkan sepenggal ayat-Mu 
kuperdengarkan padanya laksana ia perbuat di masa kecilku
perkenankan firman-Mu meresap tuk kuatkan ringkih badannya 
sebagai sebuah persembahan terakhir dari anaknya


jadikan tilawahku ini sebagai pendamping syahadatnya 
agar Engkau ampunkan dosanya dan tambahkan kebaikannya
Tuhan kumohon, bisakah beri waktu untuk sekali lagi shalat 
untuk berada di belakangnya walau hanya dua rakaat


sekali lagi mengamini apa yang ia doakan pada-Mu 
sekali lagi menegadahkan tangan dengarkan pintanya pada-Mu
mengambil tangan lalu menciumnya sekali lagi 
kuperdengarkan maaf sebelum berpulang kembali


mengapa aku begitu bodoh, menyimpan lisan yang harusnya terkatakan 
untuk banyak berterimakasih, atas semua pelajaran
ayah, beri aku 20 menit saja untuk mengingat wajahmu 
jangan menangis, bagaimana aku mengenang bila berlinang airmatamu?


ayah, bila ini terakhir kalinya di dunia kita berjumpa 
mudah-mudahan ada pertemuan lagi di surga


oleh:ust.felixsiaw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar